Korfball diperkenalkan oleh Nico
Broekhuysen pada tahun 1902 di Netherlands. Korfball dimainkan oleh delapan
orang, terdiri dari 4 orang pria dan 4 orang wanita dalam satu tim. Korfball
adalah satu-satunya olah raga di dunia yang benar-benar memadukan gender dalam
sebuah tim dengan aturan yang diperlakukan sama, sehingga baik pria maupun
wanita mendapat kesempatan yang setara. Saat ini Korfball memiliki lima puluh
tujuh (57) anggota federasi di semua benua, Afrika, Amerika, Asia, Eropa
dan Oceania. Organisasi Internasional yang mewadahi olahraga ini semula
adalah International Korfball Bureau yang didirikan pada tahun 1924 oleh
asosiasi Belanda-Belgia, dan kemudian dilanjutkan dengan pendirian International
Korfball Federation (IKF) di Antwerp, Belgia pada tahun 1933.P ersatuan
Korfball Indonesia (PKSI) Di Indonesia, olahraga Korfball ini diwadahi dalam
organisasi Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI), yang telah resmi
menjadi anggota IKF sejak tahun 1984.
Korfball dimainkan oleh dua tim, 8 orang (4 laki-laki, 4 perempuan), satu
tim terdiri dari 4 laki-laki dan 4 perempuan. Laki-laki hanya boleh berhadapan
dengan laki-laki, perempuan hanya boleh berhadapan dengan perempuan.
Sebuah pertandingan korfball terdiri dari dua babak, masing-masing 30
menit, dengan istirahat 10 menit di antara babak. Setiap tim memiliki pelatih tersendiri,
yang bisa mengganti pemain selama pertandingan, bernegosiasi dengan wasit,
membuat formasi untuk pertandingan dan menjaga semangat tim. Pada awal awal
pertandingan salah satu tim memilih salah satu dari setengah lapangan.
Salah satu tim akan membela zona mereka, dengan keranjang ‘mereka’ di dalamnya.
Pemain membuat skor dengan melemparkan bola melalui keranjang lawan. Setelah
dua gol, tim yang menyerang akan bertahan dan tim yang bertahan akan menyerang.
Bola ukurannya sama dengan yang digunakan dalam sepak bola (sepak bola
kaki/football/soccer) , tetapi lebih mudah dicengkram dan mental (hampir seperti
bola basket). Dalam permainan ini tidak diperbolehkan men-tackle, memukul
bola, atau mendrible bola (seperti basket ball, tidak diperkenankan), setelah
memegang bola pemain hanya diperkenankan bergerak satu langkah.
Dalam
perjalanannya keberadaan olahraga ini pernah populer di masyarakat Indonesia. Dengan
demikian olaharaga ini menjadi salah satu olahraga di Indonesia. Namun seiring
waktu, organsasi yang mewadahi yaitu Persatuan Korfball Seluruh Indonesia
(PKSI) saat itu tidak dapat melaksanakan keberadaanya di Indonesia yang pada
akhirnya olahraga ini saat ini tidak banyak dikenal di seluruh masyarakat
Indonesia dari sabang sampai marauke. Maka PKSI kembali menunjukkan diri di Indonesia dalam
kepemimpinan Ibu Lisa Rudianita legawati, SH. Saat ini PKSI memiliki 12 cabang
provinsi DKI, DIY, Bali, Sumatera Barat, kalimatan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur.
Terbentuknya
kepengurusan PKSI di kota Banjarmasin provinsi Kalimantan selatan menunjukkan
bahwa eksistensi olahraga korfball mulai nampak, sekalipun bagi masyarakat Banjarmasin
olahraga ini masih sangat asing. Untuk dapat mempopulerkan, sekaligus sebagai
bentuk sosialisasi serta mengenalkan kepada masyarakat Banjarmasin, maka diperlukan
rintisan aspek dan infrastrukturnya. Salah satu upaya yang coba ditempuh pengurus PKSI kota
madya Banjarmasin adalah merancang dan menyelenggarakan program-program kerja
PKSI yang akan membantu tumbuh kembangnya olahraga Korfball di Kota Banjarmasin
sehingga diharapkan dapat melahirkan atlit-atlit olahraga Korfball yang
profesional dan tangguh serta membanggakan kalimantan selatan khususnya kota
Banjarmasin tercinta.
![]() |
atlit-atlit banjarmasin turut berlaga dikejurnas 2014 |
![]() |
kegiatan program kerja PKSI pengprov kalsel |